Membahas lokalisasi adalah menu utama kali ini seraya menjadi panganan yang nomer satu, Lokalisasi secara bahasa adalah tempat berkumpulnya satu kelompok manuasia yang memiliki visi ,misi yang sama dan di jadikan tempat yang formal secara penilaian sosial, saya beri satu contoh pedagang kaki lima digusur dan relokalisasi di tempat lain, Re (kembali) lokalisasi (dikumpulkan) disatukan dalam satu wadah, tetapi sayangnya banyak orang yang belum mengenal bahasa baku yang ada dalam fikiran lokalisasi adalah tempat esek-esek para psk berkerumun, ini mesti diluruskan, bisa mengotori bahasa baku yang berlaku mungkin karena sudah banyak mengonsumsi perusak otak.

Pembaca bisa melakukan lokalisasi seperti dirumah ada beberapa hewan peliharaan yang kandangnya mengotori atau membuat tidak nyaman penghuni rumah dengan demikian dipindahkanlah pada tempat yang layak dengan tujuan penghuni rumah tidak terganggu dengan kandang hewan tersebut dengan ulah beberapa peliharaan yang mengganggu, ini juga reLokalisasi, harap tidak menyisikan nilai bahasa yang sudah formal dan resmi secara ilmu bahasa dan harap sedikit demi sedikit menghilangkan pemikiran yang miring atau otak kotor karena bisa berakibat buruk pada diri kita. diberbagai daerah terutama wilayah perkotaan banyak terjadi relokalisasi perkumpulan atau komunitas dengan tujuan penertiban, seperti pedagang kaki lima, pedagang mingguan, pasar, tempat parkir, tapi jangan katakan pemerintah meresmikan lokalisasi esek-esek karena ini bukan hal yang positif, walaupun secara kacamata masyarakat manilai dengan tempat-tempat berkelompoknya mereka para psk adalah tempat lokalisasi, jika masih ada yang berpemikiran seperti itu harap dicerna. karena pemerintah tidak pernah mengSKkan mereka,  walaupun pedagang kaki lima juga tidak ada Sk nya tetapi mereka bekerja dengan jalan yang positif.

Menentukan berbagai macam sikap dan sudut pandang yang selama ini sudah menjadi formalisasi dari bahasa lokalisasi setidaknya kita harus membuang jauh-jauh pemikiran ngeres kita dan seks bukan arti kata negatif maka itu jangan memiliki kesimpulan bahasa yang sama sekali tidak tepat pada obyeknya apalagi dengan sample obyek yang salah, ini akan berakibat buruk juga dengan obyek yang lain, salah satu contoh aparat pemerintah suka jajan atau politikus suka mampir di tempat psk, yang dikatakan aparat bukan berarti seluruhnya tetapi oknum aparat. kita harus bijak dalam menilai, giliran aparat sedang membantu masyarakat untuk bencana alam tidak akui. ini salah satu dampaknya.

Kembali pada lokalisasi dan esek-esek (bisnis esek-esek) seperti , semuanya tak ada kaitan dan bila perlu esek-esek dibumi hanguskan saja namun dengan cara yang bijak dengan mengalihkan kegitan mereka pada sesuatu yang positif dengan diberikannya modal dan keterampilan agar tidak menjadi seperti itu terus (psk) yang lebih prinsip adalah pemebekalan pemikiran karena kebanyakan mereka bekerja bukan karena ekonomi tetapi karena gaya hidup dan hobi saja, atau ikut-ikutan, ini adalah tanggung jawab bersama. Meskipun secara mitologi pelacur tidak dapat diberantas karena di dalam diri manusia tercipta nafsu yang permanen, tinggal bangaimana untuk memfilterisasi dan kontrol pada diri kita. Dan semoga artikel ini sedikitnya memberi wawasan makna lokalisasi sesungguhnya bukan kepada obyek yang negatif.

Post a Comment

Previous Post Next Post